TAPANULIPOST.com – Fight of Gods, game kontroversial yang menampilkan pertarungan dewa dan nabi mendapat protes dari sejumlah negara. Malaysia salah satu negara yang protes, bahkan sudah memblokir game itu.
Sejak diluncurkan, game Fight of Gods telah memicu kontroversi dan kritik di sejumlah negara, karena menampilkan karakter sensitif yang memang adalah dewa, seperti dewa Zeus dari Yunani, Odin dari mitologi Norse, dan juga Anubis dari Mesir. Namun ada juga karakter yang bukan dewa, seperti Moses yang tak lain adalah Nabi Musa. Bahkan ironisnya, game ini juga menghadirkan Tuhan dari sejumlah agama seperti Yesus, Buddha dan lain-lain.
Game Fight of Gods yang digarap pengembang game indie asal London PQubeGames tersebut hadir untuk platform Steam yang hanya bisa dimainkan lewat komputer PC.
Sebagai bentuk protes, pemerintah Negeri Jiran Malaysia langsung memblokir akses ke Steam di negaranya. Pemblokiran yang dilakukan Malaysian Communication and Multimedia Commission (MCMC) ini terpaksa dilakukan menyusul tidak adanya respons dari publisher game akan hal ini.
[irp posts=”1622″ name=”Terkait Game Fight of Gods, Dinas Kominfo Tapteng Akan Sidak ke Warnet”]
“Tindakan ini diperlukan untuk melindungi pengguna dan mencegah insiden yang tidak diinginkan. Memastikan solidaritas, harmoni dan kesejahteraan masyarakat multi-ras dan multi-agama di negara ini adalah tujuan utama pemerintah. Pemerintah tidak akan berkompromi dengan tindakan apapun yang dapat membahayakan tujuan ini,” ujar Salleh Said Keruak, Minister of Communication and Multimedia Malaysia, seperti dilansir detikINET, Senin, 11 September 2017.
Mendapat aksi protes dan pemblokiran tersebut, Valve selaku pemilik Steam akhirnya memutuskan untuk menghapus game Fight of Gods dari Steam regional Malaysia. Valve yang diwakili oleh Doug Lombardi juga mengklaim telah membahas persoalan itu terhadap pihak pengembang game tersebut.
“Kami telah menghubungi developer dan menghapus penjualan game, serta menghubungi pemerintah Malaysia untuk membuka blokir. Kami minta maaf atas ketidaknyamanan ini,” ucap Doug Lombardi.
[irp posts=”1613″ name=”DPRD Tapteng Minta Polisi Usut Tuntas Dugaan Pungli Dirut PDAM Mual Nauli”]
Sementara itu, pubsliher game PQube menyangkal pihaknya tidak menerima teguran dari pemerintah Malaysia. Mereka mengaku kecewa karena menilai pemerintah Malaysia membatasi kebebasan memilih.
“Kebebasan pilihan semacam itu tidak diberikan kepada semua orang dan permainan telah dihapus secara paksa dari penjualan di Malaysia. Walaupun tidak ada komunikasi secara langsung, kami akhirnya terima alasan ini,” demikian pernyataan PQube. (int)
Tinggalkan Balasan