Resor di provinsi Filipina terkena dampak dari tumpahan minyak di lepas pantai. Akibat insiden tersebut, para turis membatalkan reservasi.

Pihak berwenang kini tengah berupaya memulihkan kapal tanker yang tenggelam di lepas pantai Provinsi Oriental Mindoro.

Kapal tersebut membawa 800 ribu liter bahan bakar minyak ketika mengalami masalah mesin pada 28 Februari lalu.

“Kami sedih karena semua turis yang memesan kami untuk musim panas dan pekan suci mendatang telah dibatalkan,” kata seorang manajer resor di Kota Pola, Marino Enriquez dikutip dari Reuters, Kamis (9/3/2023).

“Efeknya sangat luas karena tidak ada pengunjung yang datang untuk berlibur atau melepas lelah, tidak ada yang menyewa cottage kami karena larangan berenang, tidak ada yang check-in karena ada bau busuk, dan pasir dipenuhi minyak,” kata pengurus resor Rocela Lasac.

Sementara, para relawan menggunakan ember untuk membersihkan pantai yang menghitam akibat tumpahan. Menurut para ahli, kejadian ini mengancam 36.000 hektar terumbu karang, hutan bakau dan lamun.

Pembatasan telah diberlakukan untuk kegiatan berenang dan memancing di daerah yang terkena dampak.

Pemerhati lingkungan mengkhawatirkan potensi dampak tumpahan minyak terhadap kehidupan laut dan mata pencaharian nelayan.

“Kawasan perlindungan laut tempat ikan bertelur, jika dihancurkan kita akan kehilangan cadangan ikan di lautan kita,” kata manajer kampanye dan analis Earth Island Robert Medrano.