TAPTENG, TAPANULIPOST.com – Warga kota Pandan dan sekitarnya kembali mengeluhkan kelangkaan gas elpiji 3 Kg. Sementara bila ditemukan di tingkat pengecer harganya cukup mahal, mencapai Rp27 ribu hingga Rp 30 ribu per tabung.

Ketua Ikatan Pekerja Sosial Masyarakat (IPSM) Tapteng, Amin Hutabarat mengatakan, kelangkaan dan mahalnya harga gal elpiji akibat kurangnya pengawasan dari Dinas Perindag Tapteng, sehingga gas elpiji 3 kg yang diperuntukkan kepada masyarakat prasejahtera susah didapat di pangkalan.

“Akibat kurangnya pengawasan itu, sejumlah pengusaha restoran memakai elpiji 3 Kg. Padahal gas itu diperuntukkan bagi masyarakat miskin, kenapa bisa rumah makan dan warung kopi yang memakainya, ada apa ini,” kata Amin Hutabarat kepada TAPANULIPOST.com, Sabtu, 10 Maret 2018.

[irp posts=”3238″ name=”Sulit Dapat Gas, Warga Albion Prancis Berencana Cegat Truk Pengangkut Elpiji”]

Karenanya, Amin Hutabarat meminta Dinas Perindag turun ke lapangan untuk melakukan pengawasan penyaluran elpiji bersubsidi tersebut, serta menampung keluhan masyarakat terkait kelangkaan dan harganya diatas HET.

“Dinas Perindag Tapteng diminta agar turun ke lapangan, jangan hanya buat himbauan serimonial saja. Padahal, Bupati Bakhtiar Ahmad Sibarani sedang giat-giatnya untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat, hendaknya Dinas Perindag lebih proaktif, mendukung program bupati,” ujarnya.

[irp posts=”3232″ name=”Begini Modus Pemilik Pangkalan Elpiji 3 Kg di Lopian Jual Harga Diatas HET”]

Salah seorang ibu rumah tangga warga Sibuluan Raya, mamak Cindra br Panggabean yang sedang berjalan kaki mencari gas elpiji 3 Kg ketika disambangi awak media ini mengeluhkan sulitnya menemukan gas elpiji 3Kg.

“Iya susah cari gas ini, sudah kesana-kemari katanya kosong. Kalau pun ada harganya cukup mahal dibeli di warung seharga Rp27 ribu dan kadang sampai Rp30 ribu,” keluhnya. (Syabil)