Selanjutnya, MS meminta agar diberikan kelengkapan berkas-berkas untuk permohonan melamar honorer.

“Lalu anak saya datang mengantarkan berkas-berkasnya kepada MS ke rumahnya,” tutur Mina yang saat itu didampingi suaminya Halomoan (62).

Sekitar 2 minggu kemudian, lanjut Mina, MS menelpon dirinya meminta agar segera mengantarkan uang tersebut.

“Katanya supaya uang itu cepat diberikan, biar jangan diambil lagi orang lain calonnya untuk masuk honor daerah,” ucap Mina.

[irp posts=”3842″ name=”Bakhtiar Sibarani Tak Mau Repot Tanggapi Kabar Soal Mandat Ketua Hanura Tapteng”]

Berharap anaknya segera mendapatkan pekerjaan tersebut, Mina dan suaminya kemudian memberikan uang sebesar Rp30 juta kepada MS pada tanggal 22 September 2017 di rumah MS di Kecamatan Pinangsori.

“Setelah uang itu kami berikan, katanya penerimaan bulan 10 dan sudah akan kerja di bulan 11. Tapi sampai bulan 11 janji untuk dimasukkan menjadi honor daerah tersebut tidak jadi,” ungkap Mina dengan wajah murung.

MS kemudian menjanjikan kembali penerimaan honorer di bulan Desember 2017. Demikian setiap bulannya hingga Maret 2018, pekerjaan yang dijanjikan tersebut tidak kunjung terealiasi.

“Kami tanya lagi bulan 12, katanya tunggu lah bulan 1. Dibilangnya lagi bulan 2, kami datang lagi katanya bulan 3. Kami tunggu sampai bulan 3 tapi, dia malah menjawab gak ada lagi penerimaan honor,” ujarnya.

[irp posts=”3764″ name=”BPOM Temukan Bahan Makanan Mengandung Boraks di Tapteng”]

Mendengar jawaban tersebut sontak suami Mina marah, lalu meminta agar uangnya dikembalikan. Namun, MS malah menantang dengan mangatakan “kalau begitu laporkan lah ke polisi, adanya polisiku, adanya jaksaku,” kata Mina menirukan ucapan MS.

“Dia juga beralasan bahwa orang yang akan mengurus itu, sudah meninggal dunia. Saat itu suami saya naik tensinya hingga jatuh sakit,” tambah Mina.

Kata Mina, setiap sekali seminggu mereka datang ke rumah MS menangih uang mereka agar dikembalikan. Tapi setiap mereka datang, MS selalu berjanji akan membayar seminggu lagi. Namun hingga kini janji tersebut tidak kunjung ditepati MS.

“Dia terus membohongi kami, dia buat kami kayak anak-anak. Siapa orangnya yang tidak marah kalau dibuat seperti itu,” ungkap Halomoan.