SIBOLGA, TAPANULIPOST.com – Kepala Dinas Kesehatan Kota Sibolga, Firmansyah Hulu mengatakan, Ikhsan Marbun (15) warga Jalan Ketapang, Gang Kerinci, Simaremare Kota Sibolga, bukan penderita gizi buruk sebagaimana lazimnya.

“Sebab tidak selamanya soal gizi buruk ini terjadi karena asupan gizi yang kurang. Gizi buruk ada dua penyebabnya, yakni karena ada penyakit infeksi dan karena asupan gizi yang kurang,” kata Firmansyah Hulu kepada wartawan, Senin 18 Mei 2020.

Menurut Firmansyah, gizi buruk yang dialami Ikhsan merupakan dampak dari penyakit yang dialaminya sebelumnya.

“Dalam artian bahwa yang bersangkutan bukan berstatus sebagai penderita gizi buruk. Itu hal yang berbeda, sebab status gizi buruk dialami seseorang yang tidak sanggup mencukupi asupan gizi atau nutrisi untuk tubuhnya, karena kekurangan ekonomi, padahal sebelumnya dia sehat,” jelas Firmansyah seraya menambahkan keluarga Ikhsan juga terdaftar sebagai keluarga penerima PKH.

Lebih lanjut Firmansyah menjelaskan, sementara untuk kondisi Ikhsan yang badannya kurus, bukan karena mengalami gizi buruk. Tetapi karena sejumlah penyakit yang dideritanya.

“Kalau dilihat dari kronologisnya, Ikhsan Marbun sudah lama menderita penyakit, dimana tahun 2015 lalu Ikhsan berobat ke Puskesmas Pintu Angin, dan selanjutnya dirujuk ke RSU FL Tobing dengan diagnosa pembesaran abdomen atau pembesaran perut, dan bisa dikatakan ada gangguan di saluran pencernaan,” beber Firmansyah.

Foto: Ikhsan Marbun.

Kemudian, lanjutnya, tahun 2017 lalu Ikhsan berobat jalan lagi ke Puskesmas Pintu Angin dengan keluhan yang berbeda dengan yang sebelumnya.

“Namun dia berobat dengan keluhan sesak, sehingga hasil diagnosa menyebutkan yang bersangkutan terkena ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut) dan diare. Berarti ada gangguan di saluran pernafasan dan lagi-lagi ada gangguan di saluran pencernaan,” jelasnya.

Diungkapkan, pada tanggal 8 Agustus 2018 atas inisiatif sendiri atau bukan rujukan dari Puskesmas, Ikhsan dibawa lagi berobat ke RSU FL Tobing Sibolga dengan keluhan buang air besar (BAB) berdarah dan lagi-lagi ada infeksi di saluran pencernaan. Saat itu berat badannya sekitar 25 kilogram.

“Saat itu, Ikhsan opname hingga tanggal 15 Agustus 2018 atau sekitar satu minggu dengan diagnosa TB Primer, anemia, demam thypoid dan juga dilakukan transfusi darah dan pemberian obat anti tuberklosis (OAT) namun tidak selesai,” ujarnya seraya menambahkan pada tanggal 29 Agustus 2019 Ikhsan kembali berobat ke Puskesmas Pintu Angin dengan diagnosa ISPA Akut Acute Nasofaring (Commond Cold).