TAPTENG, TAPANULIPOST.com – Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Ferdinand Lumbantobing, saat ini sedang concern membangun Bandara Sibisa di Kabupaten Toba, Sumatera Utara.

Demikian disampaikan Kepala Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) FL Tobing, Kapten Iwan Kurniawan melalui Kaur TU, Bill Akbar kepada Tapanulipost.com, Kamis (5/11/2020).

Bill Akbar mengataapkan, pembangunan Bandara Sibisa ditarget sudah beroperasi pada 2023 mendatang.

“Beberapa waktu lalu, kita rapat dengan Kantor Staf Kepresidenan (KSP), kalau bisa 2023 sudah bisa sudah dituruni pesawat sejenis jet yang kecil atau setara ATR,” terang Bill Akbar.

Menurut Bill, proses pembangunan Bandara Sibisa ini diberi status oleh Presiden Jokowi menjadi proyek strategis nasional untuk mendukung sektor pariwisata di kawasan Danau Toba.

Pembangunan yang harus dicapai adalah bagaimana Bandara Sibisa bisa dituruni pesawat sejenis jet yang kecil, yaitu pesawat Bombardier Canadair Regional Jet (CRJ), atau setara ATR-nya Wings dan Citilink.

“Jadi belum bisa dituruni pesawat jenis boeing, karena difokuskan untuk sektor pariwisata. Saat ini pekerjaannya masih fokus pada landasan dan pembebasan lahan,” ungkapnya.

Bandara Ferdinand Lumbantobing memiliki satuan pelayanan di bandara lain, yakni Bandara Sibisa di Kabupaten Toba yang saat ini masih tahap pembangunan.

Termasuk Bandara Madina yang pengelolaannya sudah dialihkan ke Bandara Aek Godang, Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel).

Bill Akbar mengungkapkan, pembangunan Bandara Sibisa sudah dimulai sejak 2017 lalu, atau sudah berjalan lebih kurang 4 tahun.

Sementara untuk tahun ini, Direktorat Jenderal (Ditjen) Perhubungan Udara, Kementerian Perhubungan RI menggelontorkan anggaran hingga Rp 30 miliar lebih, untuk melanjutkan pembangunan Bandara Sibisa.

“Pembangunan Bandara Sibisa ini, pengawasannya tidak hanya oleh kementerian perhubungan, tetapi dari KSP, Tim Balitbang Perhubungan dan juga Komisi V DPR RI,” bebernya.

Disebutkan, Bandara Sibisa ini nantinya akan menjadi UPBU sendiri, tetapi beberapa syarat mandatorinya seperti fasilitas pemadam kebakaran, listrik, terminal, gedung perkantorannya harus dibangun.

Diharapkan, pada 2021 semua target pekerjaan sesuai masterplan minimal 60% sudah terbangun. Kemudian dilanjut pada 2022, sesuai perencanaan yang disetujui pusat.

“Kalau bisa, pada 2022 nanti, Bandara Sibisa sudah bisa didarati pesawat ATR,” ujar Bill. (red)