TAPANULIPOST.com – Arni Nazara (36) telah melewati dua kali menjalani proses melahirkan dengan memanfaatkan Program JKN. Semuanya berhasil ia lalui dengan selamat, bahkan tanpa mengeluarkan biaya sedikit pun.

Mulai dari kontrol kandungan selama sembilan bulan hingga proses melahirkan, Arni senantiasa dijamin Program JKN. Atas pengalamannya tersebut, Arni mengucapkan terima kasih kepada pemerintah yang telah membantu meringankan bebannya.

“Suatu pengalaman yang sangat berkesan bagi saya ketika saya sangat membutuhkan uluran tangan, saya mendapatkan bantuan dari pemerintah melalui BPJS Kesehatan. Saya sangat bersyukur menjadi peserta JKN sejak tahun 2013. Apalagi bisa dibilang gratis, karena iurannya dibayari pemerintah.

Menjadi peserta JKN sangat mengurangi beban kami dalam mengakses layanan kesehatan. Termasuk untuk proses persalinan kala itu, BPJS Kesehatan sangat membantu kami yang hidup dengan kondisi ekonomi pas-pasan,” ungkap Arni saat bertemu dengan Jamkesnews di Kantor BPJS Kesehatan pada Senin (21/11).

Sebagai seorang penjual kue yang tidak memiliki penghasilan tetap, Arni bersyukur dirinya dan keluarga didaftarkan pemerintah sebagai peserta JKN Penerima Bantuan Iuran (PBI). Kekhawatirannya akan biaya persalinan dan biaya pengobatan kala itu, seketika pupus. Dirinya kini bisa mengalokasikan tabungannya yang tak seberapa untuk membeli perlengkapan calon buah hatinya.

Arni mengatakan bahwa meskipun terdaftar sebagai peserta PBI di kelas 3, ia merasakan tidak ada perbedaan ataupun pengurangan manfaat pelayanan. Sebaliknya, ia merasa sangat mendapat perhatian dari pemerintah melalui program mulia tersebut.

“Hanya ruangan rawat inapnya saja yang berbeda sesuai kelasnya, selain itu semua sama. Pemerintah sudah menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik, sehingga masyarakat seperti saya ini yang tidak memiliki mata pencaharian tetap bisa merasakan uluran tangan dari pemerintah. Saya sangat berharap Program JKN dari pemerintah ini tepat sasaran dengan benar-benar mendata dan menyeleksi mana masyarakat mampu dan mana masyarakat tidak mampu. Jangan sampai hak yang seharusnya milik kami yang tidak mampu ini diambil oleh masyarakat yang ekonominya jauh lebih baik dari kami,” tutur Arni. (ril)