TAPANULIPOST.com – Korea Utara dilaporkan melakukan uji coba rudal baru dalam serangkaian uji coba yang dilakukan sepanjang tahun 2022, menempatkan situasi keamanan kawasan Asia Timur dalam bahaya.

Pada Senin (20/2) waktu setempat, Korut meluncurkan dua rudal balistik selang 48 jam setelah menguji coba rudal balistik antarbenua (ICBM).

Namun, AS mengecam kurangnya tindakan dari Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) terhadap peluncuran rudal terbaru oleh Korea Utara.

Dalam rapat darurat Dewan Keamanan PBB pada Senin (20/2), Duta Besar AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield menuduh tanpa menyebut langsung, bahwa China dan Rusia telah ‘memaksa’ Dewan Keamanan PBB untuk diam.

Kedua negara anggota permanen Dewan Keamanan PBB tersebut diketahui menggunakan hak veto dalam voting resolusi yang mengatur sanksi terbaru bagi Korut. Hal ini memicu ketidakpuasan dari beberapa negara anggota lainnya seperti Jepang dan Prancis, yang juga mengecam provokasi Korut.

Thomas-Greenfield memperingatkan bahwa kurangnya tindakan akan semakin memperparah situasi dan memicu eskalasi.

“Kegagalan berulang untuk menanggapi, semakin membuat DPRK berani (melakukan peluncuran tanpa mengkhawatirkan konsekuensinya),” ujarnya.

Utusan AS itu tidak menuduh Dewan Keamanan PBB secara keseluruhan, namun menyalahkan China dan Rusia, meskipun dia tidak menyebut nama kedua negara itu secara terang-terangan.

Namun, dalam tanggapannya, Rusia balik menyalahkan latihan gabungan AS dan Korea Selatan (Korsel) sebagai pemicu eskalasi di Semenanjung Korea.

Wakil Duta Besar Rusia Dmitry Polyanskiy menuduh bahwa Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya memiliki tanggung jawab khusus dalam situasi ini.

Situasi ini semakin memperumit situasi keamanan di kawasan Asia Timur, di mana beberapa negara telah mengambil tindakan untuk meningkatkan keamanan mereka menghadapi ancaman yang semakin meningkat dari Korea Utara.