TAPTENG, TAPANULIPOST.com – Salah seorang pedagang goreng pisang asongan di Kecamatan Pandan, Kabupaten Tapanuli Tengah terpaksa menggunakan gas elpiji nonsubsidi 12kg, akibat kelangkaan gas elpiji 3kg sejak se­bulan ter­akhir. Padahal sesuai ketentuan, hanya rumah tangga miskin dan usaha mikro, seperti pedagang goreng pisang asongan itu yang berhak menggunakan elpiji bersubsidi ukuran 3kg.

Langkanya elpiji 3 kg di Kabupaten Tapanuli Tengah dan sekitarnya membuat war­ga setempat mengeluh dan kelimpungan mondar mandir mencari gas. Samsu Rijal Siregar (59) seorang pedagang goreng yang setiap harinya menggunakan elpiji ukuran 3 kg mengeluhkan kelangkaan gas bersubsidi itu. Akibatnya, pedagang yang setiap hari mangkal di simpang empat lampu kuning dekat SD bertingkat Pandan ini terpaksa menggunakan gas elpiji 12kg dan gas 5,5kg.

“Susah sekali mencari gas elpiji uku­ran 3 kg sekarang ini. Saya sudah tidak sanggup lagi harus kocar-kacir mencarinya. Dari pada kami tidak bekerja, terpaksalah menggunakan gas elpiji yang 12kg dan yang 5.5kg. Jika tidak maka kami tak jualan. Itu artinya kami tidak makan lagi,” keluh Samsu.

Samsu Rijal warga Pesantren Pandan ini mengungkapkan, tabung gas elpiji ukuran 12kg yang dia pakai itu bukan miliknya, karena ia tidak sanggup membeli tabung seharga Rp450 ribu itu. Beruntung ada tetangganya yang meminjamkan tabung tersebut sehingga ia hanya mengisi ulang saja.

[irp posts=”1616″ name=”Polisi Diminta Serius Usut Kasus Dugaan Pungli Direktur PDAM Mual Nauli”]

Pedagang goreng ini juga mengungkapkan, baginya terlalu memberatkan jika harus terus meng­gu­na­kan gas elpiji uku­ran 12kg dan 5 kg, karena harganya lebih mahal, sehingga ke­untungan dari hasil jualan tidak se­ban­ding dengan modal yang dikeluar­kan.

“Kalau sempat saya juga harus beli tabung yang besar ini, saya tidak tahu mau bilang apalagi. Sedangkan membeli isinya saja sudah sangat memberatkan. Dari pada kami tidak makan, terpaksalah menggunakan gas non subsidi. Sementara kami tidak berani menaikkan harga goreng, tetap Rp1.000 per biji meski harga gas yang kami pakai harganya naik,” erangnya.

Samsu berharap kepada Bupati Tapteng agar memperhatikan keluhan pedagang kecil seperti dirinya yang terpaksa menggunakan gas 12kg akibat langkanya elpiji bersubsidi akhir-akhir ini.

[irp posts=”1592″ name=”Agen Resmi Elpiji Ini Sarankan Pemkab Tapteng Surati BPH Migas”]

“Seharusnya seperti kami inilah yang berhak mendapatkan gas subsidi itu. Tapi mau bilang apa lagi, namanya orang kecil tidak sanggup berbuat apa-apa. Beruntung kalau bapak-bapak mau menyampaikan keluhan kami ini ke pak Bupati melalui berita, agar beliau tau bagaimana kondisi kami ini,” ucap Samsu yang sudah 4 tahun berjualan goreng di simpang empat itu. (red)