TAPSEL, TAPANULIPOST.com – Bau busuk menyengat dari Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) di Desa Sumuran, Kecamatan Batangtoru, Kabupaten Tapanuli Selatan, membuat resah warga di sekitar lokasi itu.

Adianto Sihombing, warga Desa Sumuran mengatakan, bau busuk menyengat dari tumpukan sampah di TPST sangat dirasakan ke perkampungan warga. Apalagi pada saat musim hujan. Warga pun meminta Pemkab Tapsel segera mengambil langkah untuk mengatasi persoalan itu.

“Karena di TPST itu lah di buang sampah yang ada di kota Batangtoru, termasuk sampah dari Tambang Mas PT. AR Martabe dan PLTA yang dibawa setiap hari ke TPST Batangtoru,” kata Adianto, Jumat, 12 Oktober 2018.

Hal itu juga dikeluhkan D Sianipar, warga Desa Sumuran. Dia mengatakan bau busuk dari tumpukan sampah di TPST itu telah mengganggu aktivitas warga sehari-hari.

[irp posts=”4725″ name=”Bupati Tapsel Syahrul Pasaribu Imbau Masyarakat Pertahankan Kearifan Lokal Hatabosi”]

“Kita berharap pihak Pemkab Tapsel, benar benar mengelola sampah dengan baik di TPST itu, jangan sembarang membuang ke dalam jurang, karena di jurang itu kan ada parit yang aliran airnya ke sungai Sumuran,” cetusnya.

D Sianipar juga meminta pihak pengelola sampah bisa memanfaatkan fasilitas yang telah disiapkan Pemkab Tapsel di TPST.

“Misalnya mesin pengelolaan sampah menjadi pupuk kompos. Ini sepertinya tidak pernah dimanfaatkan,” ungkapnya.

Sementara menurut keterangan Mahadi, salah seorang pekerja di TPSP, hanya ada 4 orang pekerja di tempat tersebut.

“Kami bekerja disini cuma empat orang. Kalau datang sampah dari Tambang Mas, sampah itu kami pilah pilah,dan begitu juga sampah dari kota Batangtoru dan PLTA,” katanya.

[irp posts=”4728″ name=”Tangis Haru dan Bangga, Rohana Siregar Ucapkan Terimakasih kepada Bupati”]

Diungkapkan Mahadi, setiap harinya dua sampai tiga truk sampah dari Tambang Mas diangkut ke TPST Batangtoru. Katanya, itu sudah berlangsung selama 3 bulan. Selain itu sampah dari kota Batangtoru juga setiap hari diantar ke TPST.

“Sampah dari PLTA datang juga setiap harinya dan telah satu bulan buang sampah disini,” ungkap Mahadi.

Ketika ditanya tentang keberadaan mesin pengolahan sampah menjadi pupuk kompos yang ada di TPST, Mahadi mengaku mesin itu tidak pernah dioperasikan sejak dibawa ke lokasi itu pada tahun 2014.

“Semenjak dibawa kesini sampai sekarang tidak pernah beroperasi dan begitu juga becak pengangkut sampahnya,” ungkap Mahadi. (Syabil)