TAPANULIPOST.com – Sirkuit Portimao akan menjadi seri pembuka MotoGP 2023, tetapi ada banyak kritik dari para Pembalap mengenai kondisi gravel atau kerikil di sirkuit tersebut.

Gravel berfungsi untuk meredam motor ketika Pembalap terjatuh, dan terdapat batu-batu kerikil yang meredam kecepatan motor ketika jatuh. Namun, para Pembalap MotoGP menganggap bahwa lapisan kerikil di Sirkuit Portimao tidak sesuai dengan peraturan.

Dikutip dari Speedweek, kerikil di Sirkuit Portimao seharusnya berukuran diameter 6 hingga 15 mm, namun seringkali terdapat bongkahan yang lebih besar. Para Pembalap mengeluhkan bahwa kedalaman gravel terlalu dalam dan lapisan kerikil terlalu besar, sehingga jika terjatuh di atas kerikil yang besar, itu lebih menyakitkan daripada menabrak aspal.

Fabio Di Giannantonio adalah salah satu Pembalap yang menjadi korban akibat lapisan kerikil yang tidak sesuai dengan peraturan tersebut. Saat melakoni tes Portimao pada Sabtu sore, ia terjatuh di tikungan 7 dan kemudian dibawa ke rumah sakit. Dia dinyatakan tidak fit pada hari Minggu. Dia mengatakan bahwa lapisan kerikil di Sirkuit Portimao sangat berbahaya dan ada aturan yang lebih ketat harus diberlakukan.

Juara dunia Pecco Bagnaia juga mengalami kecelakaan pada penampilan pertama MotoGP di Sirkuit Portimao pada tahun 2020. Dia bahkan membawa dua genggam batu ke dalam kotak dan menunjukkannya kepada manajer timnya sebagai bukti betapa buruknya kondisi kerikil di sirkuit tersebut.

Aleix Espargaro, seorang Pembalap senior, mengakui bahwa mereka telah mengeluhkan hal tersebut selama empat tahun terakhir, tetapi tidak ada perubahan signifikan dari gravel di Sirkuit Portimao. Para Pembalap MotoGP meminta agar kerikil diganti secepatnya dengan ukuran yang sesuai dengan peraturan untuk memastikan keselamatan para Pembalap.