SIBOLGA, TAPANULIPOST.com – Korem 023/Kawal Samudera menggelar sosialisasi Ancaman, Gangguan, Hambatan dan Tantangan (AGHT) dalam rangka Pembinaan Komunikasi (Binkom) mencegah konflik sosial bertempat di Markas Korem, Rabu (9/9).

Kegiatan yang diikuti sebanyak 150 orang masyarakat/jaring intel dari masing-masing Kodim jajaran Korem 023/KS tersebut, dibuka oleh Danrem 023/KS, Kolonel Inf Febriel Buyung Sikumbang, diwakili Kasrem 023/KS, Letkol Inf Deni Engel Rupingi.

Dalam sambutan Danrem yang dibacakan oleh Kasrem 023/KS, Letkol (Inf) Deni Engel Rupingi mengatakan, sosialisasi ini merupakan salah satu solusi untuk mengatasi dan mencegah konflik sosial yang mungkin terjadi di tengah-tengah masyarakat, khususnya di wilayah Kawal Samudera (KS).

Sosialisasi ini diharapkan masyarakat mampu mencegah penyebaran paham ideologi atau gerakan radikalisme yang bertentangan dengan Pancasila dan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945, yang menggangu serta mengancam keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“Dengan memahami bahaya AGHT, maka masyarakat dapat menempatkan diri untuk tetap menjaga diri dan mematuhi aturan yang berlaku, sehingga tidak melakukan tindakan yang mengganggu persatuan dan kesatuan,” ujar Danrem.

Danrem juga berharap, agar para peserta sosialisasi mengikuti dengan sebaik-baiknya materi sosialisasi serta menanyakan segala sesuatu yang belum dipahami.

“Agar semua pihak mampu menangkal bahaya AGHT,” tukasnya.

Sementara itu, Asintel Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD), Mayjen TNI Teguh Arif Indratmoko, dalam sambutannya yang dibacakan oleh Ketua Tim Pembinaan Komunikasi (Binkom), Kolonel (Arm) Ruly Chandra Yadi, menyebutkan Negara Indonesia yang merupakan suatu bangsa yang memiliki keanekaragaman suku, agama, ras dan budaya dengan jumlah penduduk lebih dari 260 juta jiwa, di satu sisi merupakan suatu kekayaan bangsa yang secara langsung ataupun tidak langsung dapat memberikan kontribusi positif bagi upaya menciptakan kesejahteraan masyarakat.

“Namun di sisi lain, dapat memberikan dampak buruk bagi kehidupan Nasional. Apabila terdapat ketimpangan pembangunan, kesenjangan sosial dan ekonomi serta tidak terkendalinya kehidupan dinamika di negeri ini,” kata Teguh.

Menurut Teguh, sejak Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 sampai sekarang, keberlangsungan pembangunan Nasional tidak pernah bebas dari ancaman keamanan.

Terdapat berbagai gejolak yang membahayakan keamanan Nasional mulai dari pemberontakan, terorisme, separatisme, kerusuhan dan hingga terjadinya konflik sosial menjadi pengalaman buruk.

“Apabila terdapat hal-hal yang mengarah pada situasi konflik, segera laporkan kepada pihak yang berwenang guna mencegah terjadinya kerugian,” ujarnya.

“Ikuti kegiatan ini dengan motivasi dan semangat tinggi, sehingga informasi dan pengetahuan dapat dipahami, dipedomani dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Manfaatkan sebaik-baiknya serta tanyakan kepada narasumber tentang materi yang belum dimengerti,” tegasnya.

Hadir sebagai narasumber dalam kegiatan itu, yakni Kolonel (Arm) Ineldi, Kepala Kesatuan Bangsa Kakesbangpol Sibolga, Zulkifli Auhy Sitanggang dan Kasat Intelkam Polres Sibolga, AKP Agus Adhitama. (ril)