Sumpah Pemuda dibacakan di arena Kongres pemuda ke-2, dihadiri oleh pemuda lintas suku, agama dan daerah. Jika kita membaca dokumen sejarah kongres Pemuda ke-2, kita akan menemukan daftar panitia dan peserta kongres yang berasal dari pulau pulau terjauh Indonesia. Secara imaginatif sulit rasanya membayangkan mereka dapat bertemu dengan mudah.

Dari belahan barat Indonesia, terdapat nama Mohammad Yamin. Seorang pemuda kelahiran Sawah Lunto Sumatera Barat yang mewakili organisasi pemuda Sumatera, Jong Sumatranen Bond.

Dari belahan Timur Indonesia, kita menemukan organisasi pemuda Jong Ambon. Ada juga Katjasungkana dari Madura, ada juga Cornelius Lefrand Senduk, mewakili organisasi Pemuda Sulawesi Jong Celebes.

Mari kita cukupkan persatuan dan kesatuan Indonesia. Stop segala bentuk perdebatan yang mengarah pada perpecahan bangsa. Kita seharusnya malu dengan para pemuda 1928 dan juga kepada Bung Karno, karena masih harus berkutat di soal-soal ini. Sudah saatnya kita melangkah ke tujuan lain lebih besar, yaitu mewujudkan kesejahteraan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

[irp posts=”1988″ name=”Kapolda Mau Datang, Jalan Berlobang Menuju Polres Ditimbun”]

Kita patut bersyukur dan berterima kasih kepada Bapak Presiden Republik Indonesia, Bapak Ir. Joko Widodo yang selama ini memberikan perhatian sangat besar terhadap pembangunan kepemudaan Indonesia. Bulan Juli 2017 yang lalu, Bapak Presiden telah menandatangani peraturan Presiden Nomor 66 Tahun 2017 tentang Koordinasi Strategis Lintas Sektor Penyelenggaraan Pelayanan Kepemudaan.

Melalui Perpres ini, peta jalan kebangkitan Pemuda Indonesia terus kita gelorakan. Bersama Pemerintah Daerah, Organisasi Kepemudaan dan Sektor Swasta, kita bergandengan tangan, bergotong royong melanjutkan api semangat Sumpah Pemuda 1928. Saatnya kita Berani Bersatu untuk Kemajuan Kejayaan Indonesia,” ujarnya. (red)