TAPTENG, TAPANULIPOST.com – Anggota Panwaslih Tapanuli Tengah selaku panitia seleksi Panwascam dituding kondisikan peserta untuk lulus seleksi.
Sejumlah peserta seleksi mempertanyakan kriteria dan parameter yang dipakai oleh panitia seleksi yakni Komisioner Panwaslih Tapteng, untuk menyatakan seorang peserta lulus seleksi, pasalnya, kapabilitas sejumlah peserta yang dinyatakan lulus seleksi, sangat diragukan.
“Sistem penilaian dan parameter apa yang mereka gunakan, karena tahap demi tahap, sudah kami ikuti dengan baik, dan saya rasa saya mendekati nilai sempurna, tetapi mengapa tidak lulus,” kata Janner Silitonga, seorang peserta yang dinyatakan tidak lulus pada seleksi itu, Kamis (4/8).
Janner yang pernah menjadi PPK selama 2 periode, saat masih berstatus penduduk Kota Sibolga mengatakan, dirinya mencium ada ketidak beresan dam hal seleksi tersebut dan menuding panitia tidak profesional.
“Saat wawancara atau interview, hanya 1 orang dari 3 komisioner yang melakukan interview, tapi keputusan, harus melalui rapat pleno ketiga komisioner. Bagaimana bisa yang dua komisioner lain dapat memberikan penilaian. Sedangkan yang melakukan interview hanya 1 orang. sistem apa penilaiannya,” kata Janner heran.
Janner Silitonga yang saat itu didampingi beberapa calon panwascam lainnya yakni Olan Hutabarat, Thomas Silitonga, Edi Hutauruk, Petrus Gulo, menduga ada pengkondisian Panwascam di beberapa kecamatan yang merupakan titipan dan rekomendasi dari beberapa oknum.
“Mungkin ini ada hubungannya dengan realisasi anggaran Panwaslih yang cukup besar, karena itu mungkin ada deal dengan oknum tertentu. Bisa jadi, Tapi saya berani dan siap kalau di ajak ujian secara terbuka dan diuji oleh pihak lain seperti Bawaslu Sumut untuk melihat siapa yang terbaik,” katanya.
Hal yang sama juga diungkapkan Thomas peserta seleksi lainnya yang menyebut pelaksanaan ujian itu tidak transparan, sebab pihak Panwaslih tidak mempublikasikan jadwal pelaksanaan ujian dan tahapannya.
“Kalau masalah wawancara saya yakin 90 persen dapat saya jawab. Tapi karena ada titipan titipan ini. Jadi satupun tidak ada yang lulus. Bahkan calon pawaslih Tapteng yang masuk 6 besar di propinsi. Bisa tidak lulus untuk panwas tingkat kecamatan. inikan luar biasa,” katanya.
Sementara, Jonas Bernad Pasaribu dari pihak komisioner panwaslih Tapteng mengatakan, pelaksanaan perekrutan itu sudah sesuai dengan hasil rapat pleno tiga orang komisioner.
“Untuk ujian tertulis tidak ada parameter, untuk ujian interview kita buat satu setiap komisioner melakulan interview, itu untuk mempersingkat waktu. Karena waktu yang sudah semakin sedikit. untuk ujian wawancara diantaranya integritas, Undang Undang, muatan Lokal, pengalaman Organisasi,” tukasnya.
Tinggalkan Balasan