TAPTENG, TAPANULIPOST.com – Mahalnya harga gas elpiji bersubsidi kemasan tabung 3Kg dibeberapa daerah di Kabupaten Tapanuli Tengah, hinggi kini belum teratasi. Semisal di Kecamatan Pinangsori, harga elpiji 3Kg dijual seharga Rp28 ribu ditingkat pengecer.

Sangat jelas harga itu jauh diatas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan Pemkab Tapteng. Kurangnya pengawasan dari instansi terkait membuat para pedagang elpiji leluasa meraup untung yang besar dari menjual barang yang disubsidi pemerintah itu.

banner-selamat-natal-dan-tahun-baru-Pentas Selamat-Natal-2024-dan-Tahun-Baru-2025-dari-Trans-Continent

Kenaikan harga yang cukup fantastis itu membuat masyarakat mengeluh. Apalagi mahalnya harga elpiji bukan hanya ditingkat pengecer saja. Bahkan di beberapa pangkalan di Kecamatan Pinangsori juga menjual harga diatas HET.

Kalintan warga Pinangsori menyesalkan sikap pemerintah yang terkesan lamban menangani masalah mahalnya elpiji 3Kg ini. Padahal, sebut Kalintan, sebelumnya dia sudah melaporkan hal ini kepada Dinas Perindag Tapteng. Namun belum ada tindakan yang membuat harga elpiji menjadi normal.

Advertisements
Selamat-Hari-Natal-2024-dan-Tahun-Baru-2025-Indra-Angkola

[irp posts=”3073″ name=”Warga Pinangsori Lapor ke Dinas Perindag Ada Pangkalan Jual Elpiji 3Kg Rp25 Ribu Per Tabung”]

“Kami benar-benar kecewa kepada pemerintah. Padahal masalah mahalnya elpiji sudah terjadi cukup lama. Bahkan sudah pernah saya laporkan langsung ke Dinas Perindag, tapi sampai sekarang belum ada tindakan apapun. Jangankan pengecer, pangkalan saja sudah menjual elpiji seharga Rp25 ribu,” kesalnya.

Warga berharap pemerintah dan instansi terkait segera melakukan tindakan tegas untuk mengatasi persoalan mahalnya elpiji 3 kg ini. Bupati Tapteng Bakhtiar Ahmad Sibarani juga diminta untuk membuktikan pernyataannya untuk menindak tegas para pangkalan dan pengecer yang menjual harga diatas HET.

“Kami meminta Bupati untuk tegas dan membuktikan ucapannya untuk mencabut izin agen dan pangkalan serta melaporkannya ke polisi seperti yang pernah kami baca di media,” ujarnya.

[irp posts=”1583″ name=”Bupati Bakhtiar Sibarani Sikapi Langkanya Elpiji 3 Kg”]

Hj Rosdiana Pardede, salah seorang pengecer elpiji 3 kg di Kecamatan Pinangsori mengaku terpaksa menjual mahal karena dibelinya juga mahal dari pangkalan. Bahkan Rosdiana mengaku membeli gas tersebut dari Kabupaten Tapanuli Selatan.

“Saya sering belanja pakaian ke Sidempuan jadi sekalian saya beli gas dari sana, soalnya saya tidak diberikan beli gas di Tapteng. Saya kumpulkan dari sejumlah pengecer dan pangkalan di Tapsel harganya mulai Rp24 ribu sampai Rp26 ribu. Jadi terpaksalah kami jual Rp28 ribu, tak mungkin saya tidak mengambil untung karena saya ini kan pedagang, ongkos saya saja kesana sudah berapa,” ungkap Hj Rosdiana.

[irp posts=”3017″ name=”Kadis Sosial Kikuk Ditanyai Soal Bansos yang Diduga Ditimbun Mantan Kabidnya”]

Lemahnya pengawasan terhadap penjualan gas bersubsidi ini juga membuat peruntukkannya menjadi tidak tepat sasaran. Banyak juga pangkalan yang menjual kepada warga yang mampu dan juga PNS. Hal itu diakui salah satu pangkalan elpiji di Pinangsori.

“Iya kita jual sama PNS, soalnya beberapa dari mereka ada yang cerewet kalau gak dikasi,” kata seorang pedagang boru Hutabarat yang terlihat gugup menjawab pertanyaan awak media ini. (Syabil/RED)

Selamat-Natal-dan-Tahun-baru-dari-PLN-Sibolga Selamat-Natal-dan-Tahun-Baru-SMAN-Matauli-Pandan