TAPTENG, TAPANULIPOST.com – Langkanya elpiji 3 kg dalam satu bulan terakhir membuat warga Kabupaten Tapanuli Tengah mengeluh dan kelimpungan mondar mandir mencari gas ke setiap pangkalan. Kalau pun elpiji 3 kg masuk ke pangkalan, harganya jauh diatas harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.
Tentunya kondisi ini membuat warga kurang mampu terlebih rumah tangga miskin di Kabupaten Tapanuli Tengah dibuat menjerit. Sudah sulit didapat, kalau pun ada harganya mahal.
Menurut informasi dari warga di sejumlah kecamatan, harga jual elpiji 3 kg mahal dan berbeda-beda ditiap pangkalan. Rata-rata harga jual di pangkalan berkisar Rp.22 ribu sampai Rp.28 ribu. Bahkan ada juga pangkalan yang menjual hingga Rp.30 ribu per tabung ukuran 3 kg. Sungguh keterlaluan.
Mendengar keluhan warga ini, Bupati Tapteng Bakhtiar Ahmad Sibarani telah memerintahkan Kadis Perindag untuk segera mengecek dan mengatasi kelangkaan elpiji ini. Bupati juga menegaskan akan mencabut izin bahkan melaporkan ke Polisi jika ada pangkalan yang ketahuan berbuat curang dan mempermainkan harga.
“Saya perintahkan Kadis Dagkopin harus mengecek dan memberikan laporan kepada saya. Kalau ada yang bermain dengan harga, cabut izin pangkalan dan agennya kita laporkan ke polisi. Ini tidak bisa dibiarkan, karena ini menyangkut kebutuhan masyarakat banyak. (Kadis Perindag) jangan senyum senyum, kalau manis di muka Bupati saja, ngapain,” ujar Bupati Tapteng Bakhtiar Ahmad Sibarani saat konfrensi pers terkait langkanya elpiji 3 kg di Kantor Bupati, Senin, 4 September lalu.
[irp posts=”1730″ name=”Membludak, Pendaftar Panwascam di Tapteng 369 Orang, Hanya Segini Bakal Diterima”]
Namun pihak Dinas Perindag Tapteng dinilai cukup lambat mengambil tindakan, sehingga membuat keresahan warga semakin memuncak akibat sulitnya mendapatkan gas bersubsidi itu.
Tidak adanya tindakan nyata dan tegas yang dilakukan Disnas Perindag Tapteng, membuat masyarakat berasumsi bahwa telah terjadi persekongkolan antara pihak pangkalan dengan Dinas Perindag. Kadis Perindag diduga menerima setoran dari pemilik pangkalan elpiji, sehingga tidak mau menindak pangkalan yang menjual harga elpiji 3kg jauh diatas harga eceran tertinggi (HET) yang telah ditetapkan pemerintah.
Kadis Perindag Berlin Doloksaribu membantah tuduhan warga tersebut. Dia malah menuding, bahwa tuduhan itu hanya karangan wartawan saja. Berlin Doloksaribu juga menantang untuk menghadirkan warga ataupun oknum pangkalan yang mengaku menyetor sejumlah uang kepadanya.
“Gak benar itu. Jangan-jangan itu hanya karangan kalian saja. Siapa yang bilang itu, bawa dia kesini,” ujar Berlin Doloksaribu kepada awak media di kantor Disperindag Tapteng, Rabu, 27 September 2017.
[irp posts=”1727″ name=”Jelang Pilgub, KPU Tapteng Segera Rekrut PPK dan PPS”]
Mendengar jawaban Berlin Doloksaribu, sejumlah awak media kemudian menantang agar Kadis Perindag untuk turun langsung ke lapangan melakukan sidak ke sejumlah pangkalan yang menjual tinggi harga elpiji 3 Kg.
Anehnya, Berlin Doloksaribu malah memerintahkan pegawainya untuk menempelkan selebaran pengumuman yang berisi daftar harga eceran tertinggi (HET) elpiji 3kg untuk setiap kecamatan. Di surat tersebut juga ditegaskan agar para pemilik pangkalan tidak menaikkan harga jual elpiji sebelum adanya perubahan daftar HET dari Pemkab Tapteng. Yang jadi pernyataan, kenapa selebaran tersebut dibagikan setelah wartawan datang mempertanyakan terkait mahalnya harga jual elpiji 3 kg di pangkalan? (red)
Tinggalkan Balasan