TAPTENG, TAPANULIPOST.com – Jurnalis Sibolga dan Tapanuli Tengah yang berunjuk rasa di depan komplek TNI Angkatan Udara Satradar 234 Sibolga, Selasa (16/8) meminta aparat TNI tidak lagi melakukan kekerasan terhadap awak jurnalis.
Sebab mereka menilai, peristiwa penganiayaan kepada jurnalis merupakan pembungkaman terhadap kebebasan menyampaikan informasi.
“Khusus kepada TNI AU, sebenar kekecewaan kami sangat mendalam, karena peristiwa kekerasan terhadap jurnalis ini yang kedua kalinya dilakukan oleh TNI AU. Yang pertama di Pekanbaru dan kedua yang dikemarin di Kota Medan,” kata Damai salah seorang jurnalis media online dalam orasinya.
“Ini menjadi peringatan keras terhadap pembungkaman Jurnalis. Teman-teman Jurnalis menjalankan tugasnya tidak berpihak pada siapapun, terlepas dari konflik antara masyarakat dan TNI, tapi kenapa sasarannya kepada jurnalis. Itu sangat menyakiti kami sebagai jurnalis. Karena kami ini adalah jembatan informasi terhadap masyarakat dan pemerintah, kami juga menyebarkan informasi peristiwa dengan fakta di lapangan,” tambahnya.
Aksi unjuk rasa puluhan jurnalis di depan komplek TNI Angkatan Udara Satradar 234 Sibolga merupakan aksi spontanitas sebagai wujud keprihatinan dan kekecewaan atas penganiayaan dua jurnalis oleh sejumlah oknum TNI AU di Kota Medan.
Keduanya yakni Array A Argus (Jurnalis Tribun Medan) dan Andri Safrin (Jurnalis MNC Group) dianiaya saat meliput bentrokan warga di Kelurahan Sari Rejo, Kecamatan Medan Polonia, Senin (15/8) kemarin. Bahkan penganiayaan dua jurnalis oleh sejumlah oknum TNI AU dilakukan dihadapan Komandan Lanud Soewondo Medan, Kolonel Penerbangan Arifin Sjahrir.
Dalam orasinya, para jurnalis meminta Panglima TNI dan KASAU agar mengusut, menangkap, dan mengadili seluruh oknum TNI AU yang melakukan penganiayaan tersebut, sekaligus mengembalikan peralatan jurnalis yang dirampas oleh oknum TNI AU saat kejadian.
“Kami juga mendesak Panglima TNI dan Kasau untuk mencopot Komandan Lanud Soewondo Medan yang ditengarai membiarkan kejadian tersebut. Kami juga desak Panglima TNI dan Kasau untuk meminta maaf secara terbuka kepada seluruh awak jurnalis yang bertugas di seluruh Indonesia,” ujar Putra Hutagalung, wartawan Medan Bisnis saat menyampaikan pernyataan sikap.
Para jurnalis kemudian menyerahkan selembar kertas berisi pernyataan sikap para jurnalis, yang diterima oleh Perwira Siaga Satradar 234 Sibolga, Kapten (lek) Slamet Hartono yang menerima kehadiran para jurnalis di komplek TNI AU. Menurut Slamet Hartono, Dansatradar 234 Sibolga, Letkol (lek) Bambang Suyanto sedang tidak berada ditempat.
“Jelas ini akan saya sampaikan karena ini tanggungjawab saya disini sebagai Perwira Siaga, apa yang terjadi disini saya laporkan kepada Dansatradar,” ucapnya.
Usai menyampaikan orasinya di depan komplek TNI AU Satradar Sibolga, para jurnalis bergerak ke bundaran Kantor Bupati Tapteng. Para jurnalis kemudian menggelar aksi teatrikal dengan memperagakan adegan penganiyaan terhadap jurnalis. (red)
Tinggalkan Balasan