TAPANULI TENGAH, TAPANULIPOST.com – Seorang pria bernama Josua Hutagalung (33), warga Dusun Sitahan Barat, Desa Satahi Nauli, Kecamatan Kolang, Kabupaten  Tapanuli Tengah, menjadi sorotan sejumlah media luar negeri.

Tidak tanggung, pria yang sehari-hari bekerja sebagai pembuat peti mati itu disebut jadi miliarder dalam pemberitaan di beberapa media luar negeri.

Pasalnya batu yang jatuh dari langit menimpa rumahnya pada awal Agustus 2020 lalu, disebut dibeli oleh seorang kolektor meteor asal Amerika dengan harga yang fantastis. Yaitu seharga 1,4 juta poundsterling atau setara Rp 26 miliar.

Namun pengakuan Josua Hutagalung malah berbeda dari pemberitaan di beberapa media asing tersebut.

Josua kepada wartawan mengaku tidak tahu kalau batu tersebut terjual dengan harga puluhan miliar.

“Saya tidak tahu, kalau batu itu terjual dengan harga segitu. Karena saya hanya menjual batu sekitar Rp 200 juta lebih,” kata Josua saat dihubungi wartawan melalui telepon, Kamis (19/11/2020).

Menurut Josua, batu meteornya itu dibeli sekitar tiga pekan setelah jatuh menghantam rumahnya pada 1 Agustus 2020 lalu.

Kata Josua, seseorang yang mengaku bernama Jared Collins, warga negara asing yang tinggal di Bali, menghubunginya melalui Facebook messenger saat itu.

“Orang Bule, iya namanya Jared. Dia yang mengirim pesan lewat messenger Facebook,” ucap Josua.

Josua menerangkan, dalam pesan itu Jared berminat atas batu tersebut dan akan mendatangi Josua di kediamannya. Mulanya Josua ragu, namun rupanya benar. Jared datang dan melihat batu tersebut dan langsung membayarnya.

“Yang saya jual tidak semua, hanya serpihannya saja. Soalnya sebelumnya batu itu juga sudah pecah, dan jadi mainan anak-anak di rumah. Beratnya yang dibawa sekitar 1,7 kilogram,” kata Josua.

Menurut laporan Daily Star, Selasa (17/11/2020), meteor itu dibeli seorang kolektor dari Amerika Serikat dengan harga 1,4 juta poundsterling atau setara dengan Rp 26 miliar (kurs Rp 18.600/poundsterling).

Setelah analisis, meteorit tersebut diklasifikasikan sebagai CM1/2 karbonan Chondrite, penemuan yang sangat langka yang membawa bahan kimia penyusun yang diyakini telah menjadi benih kehidupan di awal tata surya.

Seorang ahli meteorit, Jared Collins, yang berbasis di Bali, dikirim oleh kolektor bernama Jay Piatek untuk mengamankan meteorit langka tersebut, sekaligus melakukan negosiasi harga.

“Ponsel saya menyala dengan tawaran gila bagi saya untuk melompat ke pesawat dan membeli meteorit,” kata Jared dikutip Daily Star.

“Itu terjadi di tengah-tengah krisis Covid dan terus terang itu adalah masalah antara membeli batu untuk diri saya sendiri atau bekerja dengan ilmuwan dan kolektor di AS.”

“Saya membawa uang sebanyak yang saya bisa kumpulkan dan pergi mencari Josua, yang ternyata adalah negosiator yang cerdik.”

Jared membayar dengan harga fantastis tadi, Rp 26 miliar.

Setelah melakukan kesepakatan dengan Josua, Jared mengirimkan batu tersebut ke AS, dan sekarang menjadi koleksi Jay Piatek, seorang dokter dan kolektor meteorit dari Indianapolis.

Rumah Josua Ditimpa Batu Meteor

Sebelumnya, Nama Josua Hutagalung (33), warga Dusun Sitahan Barat, Desa Satahi Nauli, Kecamatan Kolang, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, mendadak viral di media sosial.

Pasalnya, pria yang sehari-hari bekerja sebagai pembuat peti mati ini mengaku mendapatkan sebongkah batu yang diduganya benda langit ( meteor).

Josua menceritakan, Sabtu (1/8/2020) sekitar pukul 16.00 WIB, ia sedang bekerja membuat peti mati di kediamannya.

Kondisi cuaca saat itu sedang cerah, tiba-tiba ia mendengar suara gemuruh dari atas langit.

Tidak berselang lama, Josua dikejutkan dengan suara dentuman keras yang menghantam bagian rumahnya.

Penasaran, ia pun mencari tahu dan memeriksa sekeliling rumahnya.

“Suaranya terdengar sangat keras sampai bagian rumah ikut bergetar. Dan, setelah saya cari, rupanya atap seng rumah sudah bocor dan ada batu besar yang jatuh,” kata Josua.

Josua menjelaskan, batu yang ditemukannya itu seberat 2,2 kilogram dan tertanam sekitar 15 cm di dalam tanah.

Josua menggali tanah untuk mengambilnya, dan saat diangkat kondisi batu masih terasa hangat dan sebagian terpecah.

“Saat saya angkat, kondisi batu masih hangat lalu saya bawa masuk ke dalam rumah,” ungkapnya.

Tidak berapa lama penemuan batu meteor itu menjadi viral setelah dirinya memposting di media sosial facebook. (*)