TAPTENG, TAPANULIPOST.com – Kepala Dinas Ketahanan Pangan Tapanuli Tengah Bonaparte Manurung meninjau tanaman sawi hidroponik pertama dan satu-satunya di Kabupaten Tapanuli Tengah.
Tanaman hidroponik itu milik Andri Panggabean (27) warga jalan Adonia Hutagalung, Kelurahan Sibuluan Nauli Kecamatan Pandan, yang tepatnya berada di belakang gedung Arta Gabe Sibuluan.
Andri Panggabean memanfaatkan lahan kosong seluas 12 x 16 meter di samping rumahnya untuk dijadikan greenhouse. Tempat itu ditata sedemikian rupa dengan media tanam menggunakan pipa paralon non timbal yang disusun bertingkat. Media tanam tersebut mampu menampung sebanyak 600 tanaman.
Komoditi yang ditanam di media pipa paralon yang dialiri air secara terus menerus tersebut diantaranya ada Sawi daging (Pakcoi), Sawi putih (Samhong), Slada dan Kailan. Saat ini Andri juga tengah mencoba menanam beberapa Labu madu.
Andri Panggabean mengungkapkan, motivasinya membuat tanaman hidroponik ini berawal dari rasa penasaran saat melihat tanaman hidroponik di internet. Awalnya dia hanya mencoba-coba, namun akhirnya berkembang menjadi sebuah lahan bisnis yang cukup menjanjikan. Selain itu, Andri memang hobi menanam bunga di pekarangan rumahnya.
Greenhouse tersebut dia bangun setahun lalu dengan dana pribadi. Sampai saat ini, kata Andri, sudah menghabiskan dana sebesar Rp10 juta.
“Masih ada lahan sisa untuk pembangunan lanjutan kalau prospek sayur mayur ini bagus,” ujar Andri optimis.
Andri mengungkapkan, setiap harinya ada saja yang berkunjung ke Greenhouse miliknya itu. Selain belajar tentang tanaman hidroponik, biasanya orang yang berkunjung ini juga membeli sayur yang dia tanam. Meski terbilang lebih mahal namun pelanggan senang membeli sayuran hidroponik.
“Saya jual 15 ribu perkilo. Dari segi harga memang lebih sedikit mahal, namun dari ditinjau dari segi kesehatan sayuran hidroponik ini lebih alami, karena ditanam di media yang sangat bersih tanpa pestisida,” tukas Andri.
Kepada Kadis Ketahanan Pangan, Andri menyampaikan keinginannya agar sayur yang ia tanam bisa dijual di rumah makan dan supermarket. Sebab, menurut Andri, dirinya masih kesulitan untuk memasarkan tanaman organik tersebut.
“Saya kesulitan memasarkan sayur mayur ini. Saya minta tolong kepada Kepala Dinas Ketahanan Pangan untuk membantu saya,” pintanya.
Setelah melihat-lihat dan berbincang seputar tanaman hidroponik, Kadis Ketahanan Pangan Bonaparte Manurung meminta Andri Panggabean untuk membuat analisis dan hal apa saja yang dibutuhkan untuk membantu pengembangan usaha tanaman hidroponiknya itu untuk diajukan ke Dinas Ketahanan Pangan.
“Silakan dibuat dulu analisisnya, nanti akan kita bantu apa yang dibutuhkan serta membantu memasarkannya. Nanti Penyuluh (PPL) akan membantu untuk terus menerus memantau perkembangan hidroponik ini,” kata Bonaparte saat mengunjungi lahan hidroponik milik Andri Panggabean, Rabu (14/6/2017).
Bahkan, kata Bonaparte, Andri Panggabean akan diangkat sebagai Penyuluh Swadaya agar dapat menyalurkan ilmu maupun pengalamannya dalam bercocok tanam hidroponik kepada warga lainnya. Tanaman hidroponik milik Andri akan dijadikan sebagai percontohan.
“Nanti kita akan buat Andri jadi Penyuluh Swadaya. Terobosan Andri ini dapat menjadi contoh bagi warga Tapteng,” ujarnya.
Kata Bonaparte, pihaknya sangat mendukung petani hidroponik. Sebab selain untuk penganekaragaman pangan, juga untuk pemanfaatan lahan pekarangan rumah. Jika banyak warga Tapteng mengikuti terobosan ini, Kadis Ketahanan Pangan ini yakin penanaman dengan cara hidroponik ini akan berkembang di tengah masyarakat. Dengan demikian sangat membantu masyarakat untuk memenuhi kebutuhan akan sayuran sehari-hari.
Kadis Ketahanan Pangan ini juga berjanji akan membantu mempromosikan tanaman sayur hidroponik milik Andri tersebut.
Selain itu, lanjut Bonaparte, pihaknya akan mensosialisasikan tanaman hidroponik tersebut kepada masyarakat dalam rangka mensukseskan program pemanfaatan lahan pekarangan, yakni Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL).
“Nanti kami akan memperkenalkan produk ini ke restoran dan supermarket. Apalagi sayur yang ditanam ini merupakan tanaman organik tanpa pestisida. Penyuluh kita juga akan tetap melakukan pembinaan dan mengembangkan lahan pekarangan lainnya. Kita juga akan minta beberapa kelompok tani untuk datang kesini termasuk ibu-ibu PKK atau Darma Wanita untuk datang meninjau, agar ini menjadi contoh ditiap kecamatan. Tentunya Andri akan menjadi Penyuluh Swadaya,” ungkapnya.
Peninjauan Kadis Ketahanan Pangan tersebut didampingi Kabid Ketersedian dan Kerawanan Pangan, Indra Sakti, Kabid Distribusi dan Cadangan Pangan Lisdawati, Kabid Konsumsi dan Keamanan Pangan Edison Gorat, Kabid Prasarana dan Sarana Penyuluhan, Handanu Vanero, serta sejumlah PPL wilayah Pandan. (red)
Tinggalkan Balasan