TAPTENG, TAPANULIPOST.com – Kadis Ketahanan Pangan Tapanuli Tengah Bonaparte Manurung sangat mengapresiasi terobosan yang dilakukan Andri Panggabean seorang pemuda warga Kelurahan Sibuluan, Kecamatan Pandan, Tapanuli Tengah.

Sebab, tanaman hidroponik milik Andri Panggabean itu merupakan satu-satunya di Kabupaten Tapanuli Tengah, yang telah menghadirkan tanaman sayuran organik yang dibuat dengan memanfaatkan pekarangan rumah dengan konsep greenhouse.

banner-selamat-natal-dan-tahun-baru-Pentas Selamat-Natal-2024-dan-Tahun-Baru-2025-dari-Trans-Continent

Diharapkan hal ini dapat memotivasi warga lainnya, untuk membantu masyarakat memenuhi kebutuhan akan sayuran sehari-hari.

Apresiasi ini disampaikan Kadis Ketahanan Pangan Bonaparte Manurung ketika meninjau langsung tanaman hidroponik milik Andri yang terletak di Kelurahan Sibuluan Nauli, Kecamatan Pandan, tepatnya di belakang gedung Arta Gabe Sibuluan, Rabu (14/6/2017).

Advertisements
Selamat-Hari-Natal-2024-dan-Tahun-Baru-2025-Indra-Angkola

Baca juga : Kadis Ketahanan Pangan Tinjau Tanaman Hidroponik Pertama di Tapteng

Di greenhouse yang dibuat di lahan seluas 12 x 16 meter di samping rumah Andri tersebut, terdapat beberapa unit wadah yang digunakan sebagai media untuk menanam sayuran dengan memanfaatkan air tanpa menggunakan tanah.

Tempat itu ditata sedemikian rupa dengan media tanam menggunakan pipa paralon non timbal yang disusun bertingkat. Wadah yang digunakan pun sangat sederhana dengan memanfaatkan tong sebagai sumber air. Setelah itu tong ini dihubungkan dengan pipa paralon yang atasnya sudah dilubangi. Air dari tong selanjutnya dialirkan ke pipa paralon. Saat ini media tanam yang dimiliki Andri Panggabean mampu menampung sebanyak 600 tanaman.

Komoditi yang ditanam di media pipa paralon yang dialiri air secara terus menerus tersebut diantaranya ada Sawi daging (Pakcoi), Sawi putih (Samhong), Slada dan Kailan. Saat ini Andri juga tengah mencoba menanam beberapa Labu madu.

Baca juga : Layanan Pustaka Digital di Perpustakaan Tapteng Jadi Favorit Pengunjung

Di lubang-lubang pipa paralon itu dimasukkan bibit sayuran setelah dilakukan penyemaian bibit ditempat khusus. Tanpa menggunakan pestisida, bibit sayuran itu pun tumbuh subur dan berkembang, sehingga menjadi sebuah lahan bisnis yang cukup menjanjikan.

Kadis Ketahanan Pangan Bonaparte Manurung pun kagum melihat hasil kreasi tanaman hidroponik yang dibuat Andri pemuda berusia 27 tahun itu.

Bonaparte menyatakan mendukung penuh penanaman sayuran dengan menggunakan metode hidroponik dan ingin diterapkan di tiap Kecamatan. Hal itu untuk penganekaragaman pangan, dan juga pemanfaatan lahan pekarangan rumah. Jika banyak warga Tapteng mengikuti terobosan ini, Kadis Ketahanan Pangan ini yakin penanaman dengan cara hidroponik ini akan berkembang di tengah masyarakat. Dengan demikian sangat membantu masyarakat untuk memenuhi kebutuhan akan sayuran sehari-hari. Sebab penanaman dengan metode hidroponik lebih cepat panen.

“Metode seperti ini hanya dengan pemanfaatan lahan pekarangan rumah, tidak memerlukan lahan yang luas. Hasilnya juga lebih sehat karena menggunakan organik murni, tidak dengan pestisida. Dengan demikian masyarakat bisa membuatnya di rumah masing-masing,” katanya.

Baca juga : Diduga Lakukan Pungli, Oknum Lurah Kalangan Akhirnya Dicopot

Dengan demikian, lanjut Bonaparte, pihaknya akan mensosialisasikan tanaman hidroponik tersebut kepada masyarakat dalam rangka mensukseskan program pemanfaatan lahan pekarangan, yakni Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL).

“Untuk itu saya menghimbau kepada seluruh warga untuk membuat metode penanaman hidroponik ini dengan memanfaatkan pekarangan rumah masing-masing,” ujar Bonaparte.

Andri Panggabean mengungkapkan, motivasinya membuat tanaman hidroponik ini berawal dari rasa penasaran saat melihat tanaman hidroponik di internet. Awalnya dia hanya mencoba-coba, namun akhirnya berkembang menjadi sebuah lahan bisnis yang cukup menjanjikan. Selain itu, Andri memang hobi menanam bunga di pekarangan rumahnya.

Baca juga : Camat Badiri Ingatkan Petani Jangan Jual Pupuk Bantuan Pemerintah

Andri mengatakan, Greenhouse miliknya itu sering dikunjungi warga. Ada yang belajar tentang tanaman hidroponik, dan juga membeli sayur yang dia tanam. Sekilo sayur sawi jenis pakcoi dia jual seharga Rp15 ribu. Meski terbilang lebih mahal namun para ibu ini senang membeli sayuran hidroponik.

“Dari segi harga memang lebih sedikit mahal, namun dari ditinjau dari segi kesehatan sayuran hidroponik ini lebih alami, karena ditanam di media yang sangat bersih tanpa pestisida,” pungkas Andri. (red)

 

Baca juga : Bupati Bakhtiar Sibarani Salurkan 6 Ton Benih Jagung Untuk Petani di Badiri

Selamat-Natal-dan-Tahun-baru-dari-PLN-Sibolga Selamat-Natal-dan-Tahun-Baru-SMAN-Matauli-Pandan