JAKARTA, TAPANULIPOST.com – Bupati Tapanuli Tengah (Tapteng) Bakhtiar Ahmad Sibarani hadiri peluncuran buku fotografi Barus Kota Emporium dan Peradapan Nusantara karya Hasiholan Siahaan yang diadakan oleh Institut Francais d’Indonesie di Kebayoran Baru, Kota Jakarta Selatan, Sabtu, 19 Mei 2018.
Peluncuran buku ini diawali dengan diskusi mengenal Barus sebagai Peradaban Nusantara dengan menghadirkan Penulis Buku Fotografi Barus Kota Emporium dan Peradaban Nusantara Hasiholan Siahaan selaku pembicara.


Selain sebagai Penulis, Hasiholan Siahaan merupakan jurnalis dan photografer. Pada acara peluncuran buku itu, Hasiholan sendiri mengungkapkan ketertarikannya membuat buku yang berisi foto-foto sejarah Barus.
Bupati Tapteng Bakhtiar Ahmad Sibarani menyampaikan apresiasi terhadap sebuah karya Hasiholan Siahaan, yang mengulas kembali Sejarah Barus lewat Peluncuran Buku Photography Barus Kota Emporium dan Peradaban Nusantara.

“Kejayaan Kota Barus diangkat kembali dalam sebuah Buku Photography Barus Kota Emporium dan Peradaban Nusantara karya Hasiholan Siahaan,” kata Bupati Tapteng.
Bupati Tapteng mengharapkan Pemerintah Pusat melalui kementerian/lembaga terkait dapat memberikan perhatian melalui percepatan pembangunan infrastruktur di Barus, yang dikenal sebagai salah satu Kota Tertua dan Pusat Peradaban Islam di Nusantara sejak abad 6 M.
“Dengan diluncurkannya buku ini, kiranya membawa dampak positif pada percepatan pembangunan Kabupaten Tapanuli Tengah. Untuk itu, atas nama Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah dan masyarakat Tapanuli Tengah berharap Pemerintah Pusat dan kementerian yang terkait memberikan perhatian, khususnya percepatan pembangunan Kabupaten Tapanuli Tengah sebagai salah satu Kota Tertua dan Pusat Peradaban Nusantara sejak abad ke-6 dan Barus sebagai Pusat Penyebaran Agama Islam Pertama di Nusantara.
Hal ini pun ditegaskan dengan diresmikannya Titik Nol Kilometer Peradaban Islam Nusantara di Barus oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo,” ucap Bupati.
Selain itu, Barus juga dikenal sebagai Pusat Penyebaran Agama Kristen Katolik dan Kristen Protestan di Indonesia. Jadi, Tapteng itu ditinjau dari sejarah merupakan daerah Tonggak Sejarah penyebaran agama Islam dan Kristen di Indonesia.
Sejarah mencatat bahwa Pedagang dari Timur Tengah ke Barus pada abad ke-6 Masehi merupakan Pelabuhan di Pantai Barat Sumatera Utara. Tak hanya pedagang dari Arab, Persia bahkan di Barus juga sudah berdatangan para pedagang dari Aceh, India, China, Tamil, Jawa, Batak, Minangkabau, Bugis, Bengkulu, dan sebagainya.
Keanekaragaman suku bangsa yang datang ke Barus terbukti dengan adanya catatan-catatan berbahasa Arab, Yunani, Syria, Tamil, Melayu, Jawa, hingga Armenia tentang Barus.
Kedatangan para pedagang yang berasal dari Persia, juga sekaligus membawa pengaruh agama Islam masuk ke Nusantara untuk pertama kalinya.
Selanjutnya, kedatangan para pedagang yang berasal dari Eropa juga sekaligus membawa pengaruh agama Kristen ke Nusantara.
Peninggalan-peninggalan bersejarah, seperti kuburan berukuran raksasa, batu nisan bertuliskan tulisan Persia kuno, dan artefak-artefak sejarah lainnya sampai hari ini masih banyak ditemui di Barus.
Pada masa itu, nama Barus sangat termasyhur. Pedagang dari berbagai penjuru dunia memburu salah satu bahan baku pengawet mummy, yaitu Kamper atau Kapur Barus.
Nama itu sendiri berasal dari Barus namun dari masa ke masa, kini Barus dengan sebutan kota tua tak lebih dari kota kecamatan di daerah pinggiran yang hampir-hampir tak tersentuh roda pembangunan. Dengan kata lain, Barus sebagai pusat peradaban yang terlupakan.
“Untuk itu, besar harapan kami dengan diluncurkannya Buku Fotografi Barus Kota Emporium dan Peradapan Nusantara, sebagai salah satu cara mempromosikan, mengangkat, dan membangkitkan kembali masa kejayaan Barus melalui pembangunan di sektor Pariwisata Religi, yaitu Titik Nol Kilometer Peradaban Islam Nusantara di Barus, pembangunan kawasan Makam Mahligai, pembangunan kawasan Makam Papan Tinggi, dan kawasan Wisata Religi di Sihorbo, serta infrastruktur pendukung di Barus sekitarnya dan Tapteng pada umumnya,” kata Bupati.
Turut hadir pada acara itu, Duta Besar Prancis untuk Indonesia Jean Charles Berthonnet, Wakil Ketua DPD Republik Indonesia Darmayanti Lubis, Anggota Komisi VIlI DPR Republik Indonesia Marwan Dasopang, Ketua Umum Kowani Ny Giwo Rubiyanto Wiyogo, Atase Universitas Antoine Devoucoux du Buysson dan Penanggung Jawab IFI Wijaya Ny Syarah H. Andriani. (ril)


Tinggalkan Balasan