TAPTENG, TAPANULIPOST.com – Sebagian orang tentu masih banyak yang bingung apa sih tugas dari Satuan Radar 234 Sibolga itu? Sebab personil TNI Angkatan Udara (AU) yang bertugas di Sibolga dan Tapanuli Tengah tersebut, terlihat seperti tidak memiliki tugas yang berarti. Bagi anda yang belum mengetahuinya, simak penjelasan berikut ini.
Dansatradar 234 Sibolga, Letkol (lek) Bambang Suyanto menjelaskan, tugas dan fungsi utama Satuan Radar adalah untuk mengawasi dan memantau segala pergerakan dalam wilayah udara Indonesia.


Satuan Radar Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU) adalah kesatuan yang berada di bawah Komando Pertahanan Udara Nasional (Kohahudnas) yang terdiri dari 4 Komando Sektor (Kosek) Pertahanan Udara yakni, Kosek Hanudnas I (Jakarta), Kosek Hanudnas II (Makasar), Kosek Hanudnas III (Medan), Kosek Hanudnas IV (Biak).
Satuan Radar dibawah Kosek Hanudnas III (Medan) yaitu, Satrad 231 Lhokseumawe, Satrad 232 Dumai, Satrad 233 Sabang dan Satrad 234 Sibolga.

Letkol (lek) Bambang Suyanto mengungkapkan, Satrad 234 Sibolga sebagai salah satu unsur pelaksana operasi pertahanan udara memiliki tugas melaksanakan kesiapan operasional radar dan pembinaan personilnya serta pengoperasian alat utama sistem persenjataan (Alutsista).
“Satrad 234 mengoperasikan alutsista dan melakukan pembinaan personil dalam melakukan operasi pertahanan udara, untuk melaksanakan deteksi dini dan menggaet atau mengarahkan pesawat tempur terhadap sasaran di udara,” ungkapnya.
Kata Bambang, saat ini Indonesia sudah memiliki sistem pengamatan udara (air surveillance) nasional yang terpadu dan terintegrasi antara radar sipil dan radar militer yang berada dibawah Kohanudnas untuk menambah cakupan (coverage) radar radar militer yang telah dimiliki oleh TNI.
“Saya bertugas sebagai komandan dan memiliki dua Kadis, yaitu Kepala Dinas pemeliharaan dan Kepala Dinas operasi. Masyarakat juga harus tahu bahwa tugas saya sebagai Dansatradar 234 Sibolga adalah dibawah pimpinan langsung panglima TNI,” tukasnya.
Menurutnya, tugas yang diemban personil Satradar 234 Sibolga cukup besar dan kegiatannya juga cukup padat, mengingat jumlah personil yang dimiliki tidak banyak. Dansatradar 234 Sibolga juga menekankan peningkatan disiplin yang tinggi kepada seluruh jajaran dalam melakukan tugas pertahanan udara.
“Yang pertama saya tekankan kepada anggota agar lebih mengutamakan tugas pokok dulu. Karena tugas pokok anggota cukup berat, skejul yang sangat press. Dimana kami harus melakukan operasi sepanjang tahun dengan personil yang cukup pas-pasan, anggota hanya 50-an, dengan 8 perwira. Radar adalah alutsista yang setiap saat harus dirawat, dan persenjataan yang diperuntukan untuk pengamaan udara kita,” ujarnya.
“Saya juga selalu buat himbauan kepada anggota, atas adanya arahan dari Panglima, yang pertama jangan terlibat kasus narkoba, asusila, dan tindak pidana lainnya. Jika terlibat tidak ada toleransi. Tapi sebaliknya kepada anggota yang melakukan hal-hal positif, saya selalu berikan reward,” ungkapnya.
Ketika ditanya sikapnya terhadap kejadian pemukulan jurnalis oleh oknum TNI AU yang terjadi di medan, hingga berbuntut adanya aksi yang dilakukan sejumlah jurnalis didepan Komplek Satradar 234 Sibolga, Letkol (lek) Bambang Suyanto mengaku sangat menyesalkan kejadian pemukulan tersebut.
Menurutnya, semua pihak harus menghargai tugas seorang jurnalis yang dilindungi UU.
“Menyikapi hak seorang jurnalis itu sudah diatur oleh UUD, dimana keterbukaan informasi publik. Itu adalah hak dari para jurnalis. Kita juga harus melihat aturan aturan hak orang lain, agar tidak terjadi salah komunikasi di antara kedua belah pihak,” katanya.
“Sewaktu kejadian tersebut saya sedang berada di Jakarta dalam rangka tugas kerja, kemudian saya menerima laporan adanya aksi unjuk rasa oleh rekan-rekan wartawan yang ada di Sibolga dan Tapteng. Saya langsung perintahkan kepada anggota untuk menampung aspirasi mereka (jurnalis), jangan ada kekerasan, ajak ngobrol baik baik,” ungkapnya. (red)


Tinggalkan Balasan