TAPTENG, TAPANULIPOST.com – PT Parbue Nauli Gasindo, salah satu agen elpiji 3 Kg di Kabupaten Tapanuli Tengah, menyarankan agar Pemkab Tapteng menyurati BPH Migas, untuk meminta penambahan alokasi gas elpiji bersubsidi di daerah itu.
Hal itu diutarakan Hasoloan Tampubolon, pemilik PT Parbue Nauli Gasindo kepada Tapanulipost.com, Selasa, 5 September 2017, saat ditanya terkait kelangkaan elpiji 3 Kg di Tapteng dalam 3 pekan terakhir.
Hasoloan Tampubolon menyebutkan, ada 3 perusahaan agen resmi elpiji 3 Kg di Kabupaten Tapanuli Tengah. Perusahaan miliknya mendapat alokasi 2 LO (Loading Order) per hari. Sedangkan dua agen lainnya mendapatkan alokasi 1 LO dan 3 LO per harinya.
“Perusahaan saya dapat 2 LO per hari. Untuk perusahaan milik si Liber mendapat alokasi 1 LO. Sementara untuk perusahaan Nauli Basa milik Oksan mendapat alokasi 3 sampai 3,5 LO per hari. 1 LO sama dengan sebanyak 560 tabung. Jadi alokasi untuk Tapteng ada 6,5 LO per harinya. Kalau di total ada sebanyak 3.360 tabung perharinya untuk Tapteng. Jadi kemana ini setiap hari. Bingung kita,” sebut Tampubolon.
[irp posts=”1589″ name=”Dinas Perindag Sudah Surati Pertamina Minta Tambah Kuota Elpiji 3 Kg”]
Tampubolon mengakui, jumlah itu memang terbilang masih kurang untuk memenuhi kebutuhan elpiji 3 kg di kabupaten Tapteng berdasarkan jumlah penduduk yang kurang mampu di daerah itu. Oleh karenanya, kata Halosoan, dirinya sudah pernah menyarankan agar Pemkab Tapteng meminta penambahan kuota.
“Waktu rapat terakir dengan pihak Pemda, saya sudah sampaikan di forum agar alokasi elpiji 3 Kg di Tapteng dapat ditambah. Saya minta supaya disurati ke PBH-Migas, bukan ke Pertamina. Karena pertamina hanya regulator, dia tidak bisa memberikan begitu saja (penambahan) tanpa ada dasar yang menyatakan akan ditambahkan alokasi untuk daerah itu. Itu berpulang kepada BPH Migas,” ungkapnya.
“Kemudian mari disusul kesana, harus dikejar kesana. Harusnya pemerintah daerah yang lebih proaktif untuk mengejar, supaya kebutuhan elpiji di Tapteng dapat terpenuhi,” tambahnya.
[irp posts=”1586″ name=”Elpiji 3 Kg Langka, Bupati Sentil Kadis Perindag”]
Menurutnya, salah satu penyebab terjadinya kekurangan kuota ini, dikarenakan data yang dipakai masih data yang lama. Dia mengungkapkan, bahwa diawal masuknya elpiji 3 Kg menggantikan minyak tanah, masih banyak warga yang tetap bertahan untuk memakai minyak tanah dan tidak mau memakai gas elpiji.
“Tapi setelah merasakan keuntungan memakai elpiji, warga berbondong-bondong memakai elpiji, sehingga terjadi kekurangan kuota,” ujarnya.
Hasoloan Tampubolon mengaku bingung terjadinya kelangkaan elpiji di Tapteng. Perusahannya, kata dia, selalu menyalurkan elpiji 3 Kg sesuai kuota kepada 45 pangkalan untuk wilayah Kabupaten Tapanuli Tengah. Setiap penyaluran ke pangkalan ada tanda terimanya.
Untuk itu, Hasoloan Tampubolon setuju dilakukan pengusutan terkait kelangkaan elpiji 3 kg. Dia menyambut baik dilakukan razia baik itu kepada agen dan juga pangkalan-pangkalan. Sebab menurutnya, tidak masuk akal terjadi kelangkaan di Tapteng, karena pasokan terus masuk. Dia juga berharap adanya peran serta masyarakat untuk melakukan pengawasan terhadap penyaluran elpiji bersubsidi ini.
[irp posts=”1583″ name=”Bupati Bakhtiar Sibarani Sikapi Langkanya Elpiji 3 Kg”]
“Kami sendiri bingung atas kelangkaan elpiji ini. Cocok, kalau memang ada orang yang melakukan itu, pantas untuk diusut. Saya juga ikut di tim monitoring untuk itu. Kami sudah jalan di 23 kabupaten/kota,” tukasnya.
“Berapa banyakpun ditambah jatah ke Tapteng kalau tidak ada pengawasan akan tetap langka. Kalau kami dari PT. Parbue Nauli Gasindo selalu menyalurkan sesuai dengan aturan dan bahkan menjual satu tabung pun kami tidak berani kepada masyarakat. Makanya saya katakan, kelangkaan elpiji di Tapteng ini bermusim. Pertanyaan kenapa bulan-bulan yang lalu tidak ada kelangkaan toh itu juga penduduk Tapteng,” pungkasnya. (red)
Tinggalkan Balasan