TAPTENG, TAPANULIPOST.com – Pengusaha perebusan ikan di Kabupaten Tapanuli Tengah menjerit dengan naiknya harga garam yang cukup fantastis. Naiknya harga garam hingga tiga kali lipat belakangan ini membuat usaha perebusan ikan di daerah itu terancam gulung tikar.

Dampak kenaikan harga garam terlihat jelas di Kelurahan Hajoran, Kecamatan Pandan, Kabupaten Tapanuli Tengah. Geliat usaha di daerah penghasil ikan rebus itu kini sudah nampak lesu. Pemerintah diminta segera turun tangan menstabilkan harga garam seperti semula.

Selamat-Natal-2024-dan-Tahun-Baru-2025-dari-Trans-Continent

Seperti diungkapkan Nelly (36) pemilik perebusan ikan ketika ditemui TAPANULIPOST.com di lokasi perebusan ikan di Hajoran, Kecamatan Pandan, Kamis siang, (20/7/2017).

Baca jug : Bukan Cuma jaringan TV Kabel, Ternyata Kabel Telkom Juga Numpang di Tiang PLN

Advertisements
Selamat-Hari-Natal-2024-dan-Tahun-Baru-2025-Indra-Angkola

Nelly mengatakan, tiap hari harga garam terus naik selama dua minggu terakhir ini. Sebelumnya harga garam 1 sak ukuran 50kg hanya Rp80.000. Namun tiba-tiba naik menjadi Rp200.000/sak, hingga hari ini naik lagi menjadi Rp275.000/sak nya.

Mereka terpaksa mengurangi pembelian garam menjadi 2-3sak/hari akibat naiknya harga garam yang sangat dratis. Padahal sebelumnya mereka sanggup membeli sampai 30-40 sak.

“Habis mau bilang apalagi, memang harga garamnya membunuh kami para perebus ikan ini. Bayangkan saja, setiap hari mengalami kenaikan Rp20.000-30.000. Untuk hari ini saja kami membeli seharga Rp275.000/sak, belum tahu lagi besok berapa harganya. Mau tidak mau harus kita beli juga daripada ikan kita busuk karena kurang garam,” keluhnya.

Baca juga : Ini Nama Calon Panwas Sibolga dan Tapteng Lulus Ujian Tertulis

Wanita yang sudah menggeluti usaha pengerebusan ikan selama puluhan tahun ini, meminta pemerintah mengambil langkah cepat agar harga garam bisa normal kembali.

“Kami minta kepada pak Presiden Jokowi, tolong perhatikan kami pak para perebus ikan dan nelayan ini. Karena bapak Presiden sudah pernah ke Tapteng ini, dan melihat bagaimana kondisi kami masyarakat Tapteng. Dan jika harga garam ini terus naik, maka kami akan bangkrut pak, dan anak-anak kami akan terlantar,” ujar Nelly.

Sementara itu, salah seorang pengusaha garam yang ada di Kelurahan Hajoran mengatakan, menurut informasi yang mereka terima naiknya harga garam disebabkan petani garam di Madura gagal panen. Ditambah lagi pasokan garam dari India tidak masuk.

Baca juga : Kabar Gembira, Jembatan Gantung Ramba Goring Goring Akan Direhab Tahun Ini

Penjual garam ini mengaku bahwa harga garam yang mereka beli dari Medan juga harganya tinggi, ditambah lagi ongkos angkut dari Medan.

“Kami juga sebagai pengusaha meminta pemerintah agar secepatnya mencari solusi agar harga garam ini bisa normal kembali. Karena kasihan melihat masyarakat nelayan dan perebus ikan dengan kenaikan harga garam ini. Karena saya menjual garam kepada mereka, ada juga dengan sistim kredit. Kalau harga garam semahal ini, produksi mereka juga sedikit, dan terkendala untuk membayar cicilan garamnya. Mudah-mudahan pemerintah secepatnya mengatasi harga ini,” ungkap Ibu Dody yang ditemui di gudang garam miliknya di Hajoran.

Pantauan di lokasi perebusan ikan, tampak ikan yang diolah para perebus ikan sudah berkurang akibat mahalnya harga garam. Untuk merebus ikan, mereka terpaksa menunggu stok ikan terkumpul lebih banyak agar pemakaian garam lebih irit. (red)