TAPTENG, TAPANULIPOST.com – Saat ini gas elpiji sudah menjadi kebutuhan pokok sehari hari untuk rumah tangga, sehingga menjual gas elpiji 3 Kg ini menjadi peluang bisnis yang menjanjikan.

Apalagi lemahnya pengawasan dari pemerintah terhadap penyaluran dan penjualan barang bersubsidi membuat bisnis penjualan elpiji 3 Kg ini menjadi lebih menggiurkan, karena para pedagang elpiji leluasa meraup untung yang besar.

Akibat lemahnya pengawasan itu, pedagang ditingkat pangkalan dan pengecer berusaha mengambil untung lebih besar dengan menjual elpiji ke luar daerah wilayah binaan.

Seperti yang terjadi di Kecamatan Pinangsori, Kabupaten Tapanuli Tengah. Dari hasil penelusuran TAPANULIPOST.com, ada pengecer di Pinangsori yang menjual elpiji 3 kg yang dibelinya dari Kabupaten Tapanuli Selatan. Gas elpiji bersubsidi itu dijual jauh diatas Harga Eceran Tertinggi (HET) yakni seharga Rp28 ribu di Pinangsori.

[irp posts=”3120″ name=”Di Pinangsori Pengecer Jual Elpiji 3Kg Seharga Rp28 Ribu”]

Hj Rosdiana Pardede, salah seorang pengecer elpiji 3 kg di Kecamatan Pinangsori mengaku terpaksa menjual mahal karena dibelinya juga mahal dari dari Kabupaten Tapanuli Selatan.

“Saya kumpulkan dari sejumlah pengecer dan pangkalan di Tapsel harganya mulai Rp24 ribu sampai Rp26 ribu. Jadi terpaksalah kami jual Rp28 ribu, tak mungkin saya tidak mengambil untung karena saya ini kan pedagang, ongkos saya saja kesana sudah berapa,” kata Hj Rosdiana kepada awak media ini, Sabtu, 24 Februari 2018.

Selain membeli langsung ke Tapsel, ungkap Rosdiana, terkadang pedagang elpiji asal Tapsel datang mengantar ke kiosnya.

“Kalau saya belanja ke sidempuan sekalian saya beli gas dari sana, soalnya saya tidak diberikan beli gas di Tapteng. Terkadang mereka yang antar kemari naik becak. Bukan hanya sama diantar, sama toko itu pun diantar mereka juga,” ujar Rosdiana sembari menunjukkan toko yang tidak jauh dari kios pakaian miliknya.

Foto : Seorang warga sedang membeli elpiji seharga Rp28 ribu dari kios milik Hj. Rosdiana di Pinangsori. (TAPANULIPOST.com)

Pantauan awak media ini, ada puluhan tabung elpiji 3 Kg yang disimpan di dalam kios Hj Rosdiana Pardede. Namun yang diletakkan di depan kiosnya hanya beberapa tabung saja. Gas elpiji 3 kg yang dijual tersebut terlihat tidak bersegel lagi. Diduga segel sengaja dibuka karena warna segel elpiji asal Tapsel berbeda dengan segel elpiji untuk Tapteng. Disekitar halaman kios milik Hj Rosdiana Pardede terdapat sejumlah segel elpiji bertulis PT Karya Permata Gasindo asal Tapanuli Selatan.

[irp posts=”3073″ name=”Warga Pinangsori Lapor ke Dinas Perindag Ada Pangkalan Jual Elpiji 3Kg Rp25 Ribu Per Tabung”]

Warga Pinangsori kemudian melaporkan dugaan penyimpangan elpiji bersubsidi itu ke Polsek Pinangsori. Namun oleh Kapolsek yang saat itu bersama Kanit Reskrim malah meminta agar dilaporkan ke Polres Tapteng.

“Itu harus dilaporkan ke Polres karena nanti tim ahlinya orang Pertamina dari Jakarta, tidak boleh pertamina yang disini. Jadi laporkan ke Polres saja ya,” ujar Kanit Reskrim B Sipayung bersama Kapolsek yang saat itu sedang sibuk menawar ikan kepada pedagang yang datang menjajakan ikan ke halaman Polsek. (Syabil/RED)