TAPTENG, TAPANULIPOST.com – Bisnis menjual gas elpiji bersubsidi 3 Kg ternyata cukup menggiurkan bagi sebagian orang, sehingga berbagai macam cara pun dilakukan pemilik pangkalan untuk memperoleh untung yang setinggi-tingginya.

Akibat lemahnya pengawasan dari pihak terkait, sejumlah pemilik pangkalan elpiji 3 Kg sesuka hatinya membuat harga elpiji tersebut. Tentunya, harga jualnya jauh diatas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.

selamat-lebaran-1445h-bpjs-kesehatan-sibolga

Untuk menutupi perbuatannya, pemilik pangkalan melakukan modus dengan cara membuat data penjualan palsu untuk mengelabui petugas yang datang mengawasi penjualan gas elpiji yang disubsidi pemerintah itu.

Kasus seperti itu ditemukan di salah satu pangkalan elpiji 3 kg di Dusun 1 Lopian, Kecamatan Badiri, Kabupaten Tapanuli Tengah. Masyarakat yang membeli gas elpiji 3kg ke pangkalan milik RL itu diminta untuk menandatangi data penjualan seharga Rp20 ribu per tabungnya. Padahal, sebenarnya warga membayar sebesar Rp22 ribu.

[irp posts=”3229″ name=”Ternyata PM yang Disebut Tersangka Pengedar Narkoba Itu, Pak Melati”]

Hal itu diungkapkan warga Dusun 1 Lopian karena merasa kesal harus membeli elpiji dengan harga yang mahal. Sementara mereka tahu bahwa harga eceran tertingginya hanya Rp17 ribu. Namun warga enggan melakukan protes kepada pemilik pangkalan, karena takut tidak dikasi membeli gas.

Sebab sebelumnya, salah seorang warga setempat tidak diberikan membeli gas disebabkan pernah melaporkan pemilik pangkalan kepada wartawan karena menjual harga diatas HET. Selain itu, pemilik pangkalan tersebut juga lebih banyak menjual elpiji 3 kg ke pengecer, sehingga warga kesal karena mereka sering tak mendapat gas elpiji dari pangkalan tersebut.

Waktu itu, pemilik pangkalan RL saat dikonfirmasi awak media ini mengakui menjual harga elpiji 3 kg seharga Rp22 ribu. Walapun pemilik pangkalan ini sudah tahu berapa harga HET yang ditetapkan pemerintah.
Terkait laporan dari warga tersebut, RL mengancam tidak akan memberikan gas elpiji kepada warga yang melaporkannya.

Ternyata beberapa hari kemudian, ancaman tersebut benar-benar dia lakukan. Salah seorang warga pada saat beli gas tidak diberikan. RL malah mengatakan, “Kalau kamu beli gas disini jangan harap, suruh wartawanmu yang menjemput kesini,” ujarnya kepada warga.

Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Perindag) Berlin Doloksaribu mengatakan akan menurunkan timnya ke lapangan untuk mencek laporan tersebut.

Petugas dari Disperindag kemudian mendatangi pangkalan tersebut memberikan teguran peringatan agar menjual elpiji sesuai HET.

“Iya kita sudah datangi pangkalannya dan kami sudah berikan pembinaan kepada pemilik pangkalan sekaligus peringatan,” ujar Kasi Metrologi Dinas Perindag Tapteng, Rajes Sidabalok kepada awak media ini.

Tetapi pemilik pangkalan tersebut bukannya mengindahkan teguran dari petugas Disperindag. RL malah mengelabui dengan cara warga yang beli gas elpiji kè pangkalannya didata dan diminta menandatangani seharga Rp20 ribu per tabung. Padahal, kenyataannya warga diminta untuk membayar seharga Rp22 ribu. (Kalintan)